mte ulkus kornea
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
1/28
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ulkus kornea merupakan diskontinuitas atau hilangnya sebagian
permukaan kornea berhubungan dengan adanya nekrosis jaringan kornea1. Ulkus
kornea adalah penyebab kebutaan kedua tersering di dunia setelah trakoma2.
Penyebab terjadinya ulkus kornea ini sangat banyak yaitu akibat infeksi, alergi,
trauma, idiopatik maupun akibat penyakit sitemik lainnya1. Ulkus kornea
berdasarkan lokasinya terbagi atas dua yaitu ulkus kornea perifer dan ulkus kornea
sentral. ulkus kornea perifer dapat terjadi akibat pengaruh dari morfologi dan
karakteristik imunologi pada limbus. Keadaan ini menyediakan akses oleh
kompleks imun di sirkulasi ke bagian perifer kornea melewati jaringan kapiler 1,6.
Deposit kompleks imun pada pembuluh darah akhir limbus menginisiasi
immune mediated vasculitis dan akhirnya menyebabkan kerusakan pembuluh
darah. Penyakit yang berhubungan dengan ulkus kornea perifer adalah blefaritis
yang berhubungan dengan infiltrasi marginal, mooren ulcer dan ulkus kornea
perifer PUK! dengan penyakit jaringan ikat 1,6. Kejadian ulkus kornea perifer
sangat jarang, rheumatoid arthitis "#! telah dilaporkan menjadi penyebab
tersering PUK pada penyakit jaringan ikat selain itu juga etiologi PUK ini adalah
Wegener granulomatosis, polikondritis relaps, systemic lupus erythematosus,
classic polyarteritis nodosa, microscopic polyangiitis atau Churg–Strauss
syndrome$.
1
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
2/28
Ulkus kornea termasuk kedalam kegawatdaruratan mata, karena
potensinya dalam menimbulkan penurunan ketajaman penglihatan maupun
perforasi pada mata. PUK yang berhubungan dengan "# dapat menimbulkan
kerusakan kornea yang sangat %epat corneal melt !$. &edangkan, pada mooren
ulcer selain progresifitasnya dalam merusak kornea, penderita juga bisa
merasakan nyeri dan ulkus yang awalnya berada di pinggir akan berlanjut hingga
men%apai tengah kornea'.
Diagnosis yang %epat dan tepat sangat dibutuhkan dalam menangani kasus
ini. Karena gambaran klinis tidak dapat digunakan untuk membuat diagnosis
etiologik se%ara spesifik, diperlukan pemeriksaan mikrobiologik, sebelum
diberikan pengobatan empirik dengan antibiotika. Pengambilan spesimen harus
dari tempat ulkusnya, dengan membersihkan jaringan nekrotik terlebih dahulu.
&eperti ulkus (ooren diagnosis dapat ditegakkan jika tidak ada tanda infeksi
maupun penyakit sistemik lainnya. )ujuan penatalaksanaan ulkus kornea adalah
eradikasi penyebab dari ulkus kornea, menekan reaksi peradangan sehingga tidak
memperberat destruksi pada kornea, memper%epat penyembuhan defek epitel,
mengatasi komplikasi, serta memperbaiki tajam penglihatan. Prognosis ulkus
kornea tergantung pada tingkat keparahan dan %epat lambatnya mendapat
pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul*.
1.2 Rumusan Masalah
(akalah ini membahas tentang bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan
ulkus kornea perifer.
1.3 Tujuan Penulisan
2
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
3/28
)ujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
diagnosis dan tatalaksana ulkus kornea perifer
1. Man!aat Penulisan
(elalui penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan informasi dan pengetahuan tentang diagnosis dan tatlaksana ulkus
kornea perifer kepada pemba%a dan tentu penulis juga akan memahami aspek
klinis dari ulkus kornea perifer tersebut
1." Met#$e Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan tinjauan pustaka yang merujuk kepada
berbagai literature.
BAB %%
T%N&AUAN PU'TA(A
2.1 Anat#mi $an )isi#l#gi
#natomi
Kornea merupakan suatu struktur yang transparan, a+askular dan
dianalogikan seperti ka%a arloji. Kornea membentuk satu per enam bagian anterior
lapisan fibrosa pada bola mata. 1
Ukuran
- Permukaan anterior kornea berbentuk elips dengan diameter hori-ontal 11
12 mm dan diameter +ertikal 1/11mm
3
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
4/28
- Permukaan posterior kornea berbentuk sirkular dengan diameter ratrata
11,0 mm
- )ebal kornea pada bagian tengan sekitar /,02mm sedangkan pada bagian
perifer /,$mm
- arijari kelengkungan. Kornea berbentuk asferis. Daerah 0 mm pada
bagian sentral kornea adalah permukaan yang memiliki daya refraksi
paling tinggi pada mata. arijari kelengkungan pada bagian anterior dan
posterior dari bagian sentral kornea masingmasing adalah $, mm dan 6,0
mm dengan ratarata $, mm- Daya refraksi kornea adalah sekitar *',20 dioptri, yang merupakan tiga per
empat dari daya refraksi total pada mata 0,6/ dioptri!.
- 3ndeks refraksi kornea adalah 1,''$01,6,
4istologi
&e%ara histologi, kornea terdiri atas lima lapisan. 5apisan tersebut mulai
anterior hingga posterior adalah epitel, membrana bowman, substantia propra
stroma kornea!, membrana des%emet dan endotel gambar 2.1!.
ambar 2.1 &truktur lapisan kornea se%ara mikroskopis
4
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
5/28
1. 7pitel. tipe epitelnya adalah epitel skuamosa berlapis dan berlanjut
menjadi epitel pada konjungti+a bulbar pada limbus. 7pitel ini terdiri atas
06 lapisan sel. 5apisan terdalam basal! terdiri atas sel kolumnar,
selanjutnya 2' lapisan sel payung atau sel sayap dan dua lapisan paling
atas terdiri atas selsel pipih. 5apisan epitel ini merupakan /,08 tebal dari
seluruh lapisan kornea.
2. (embrana 9owman. 5apisan ini terdiri atas lamella kental yang aselular.
Ketebalannya adalah 12:m dan mengikat stroma kornea didepan dengan
epitel membrana basalis. 5apisan ini tidak terlalu elastis tapi hanyalah
suatu bagian superfisial yang kental dari stroma, tapi resisten terhadap
infeski, namun jika sekali rusak maka lapisan ini tidak akan
beregenerasi.1,
'. &troma substansia propia! . Ketabalan lapisan ini adalah sekitar /,0mm
dan merupakan ;/8 dari total ketebalan kornea. )erdiri atas serat kolagen
lamella! yang tertanam pada matriks peptidoglikan. 5amella ini tersusun
pada banyak lapisan. pada setiap lapisan, lamella ini tidak hanya berikatan
satu sama lain tapi juga ke sudut kornea dan berlanjut dengan lamela
sklera pada limbus. )erdapat keratosit, makrofag, histiosit dan beberapa
leukosit diantara lamela tersebut. &erat kolagen yang terdapat pada stroma
ini bertanggung jawab atas transparansi kornea.
1,
*. (embrana Des%emet. (embrana des%emet ini adalah suatu lapisan
homogen yang kuat yang berikatan dengan stroma di posterior. (embrana
des%emet ini sangat resisten terhadap agen kimia, trauma dan proses
patologis lainnya. (embrana des%emet terdiri atas kolagen dan
glikoprotein. )idak seperti membrana bowman, membrana des%emet dapat
beregenerasi. Pada keadaan normal, membrana des%emet ini tetap dalam
5
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
6/28
keadaan tekanan yang tetap dan ketika membrana des%emet ini
robek,maka ia akan menggulung kedalam. Pada bagian perifer, membrana
des%emet membentuk garis s%hwalbe. 1,
0. 7ndotel. )erdiri atas sebuah lapisan sel poligonal umumnya berbentuk
heksagonal! yang berwarna %oklat jika dilihat dengan mengunakan slit
lamp biomicroscopy. Densitas sel endotel ini adalah sekitar '///sel
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
7/28
Kelompok anterior membentuk pleksus subepitel dan intraepitel,
sedangkan kelompok posterior menyuplai ke bagian perifer posterior
kornea. &ensiti+itas kornea 1// kali lebih sensitif daripada konjungti+a.
>eurotransmiter pada kornea adalah asetilkolin, katekolamin, substansi P,
calcitonin gene- related peptide, neuropeptida ?, peptida intestinal dan
methionine-en kephalin 1,6,
@isiologi
)erdapat dua fungsi kornea se%ara fisiologi yaitu sebagai media
refraksi utama dan untuk melindungi struktur intraokular lainnya. Kornea
melakukan fungsinya dengan menjaga transparansi dan pergantian
jaringannya. 1,
)ransparansi Kornea
Kornea yang transparan ini merupakan hasil dari
- susunan yang khas dari lamella kornea
- a+askular
- keadaan dehidrasi yang relatif, hal ini dijaga dan dipertahankan oleh
pembatas dari epitel dan endotel serta pompa aktif bikarbonat oleh
endotel. untuk poses ini kornea butuh energi1,
&umber >utrisi
1. Aat terlarut seperti glukosa dan lainnya memasuki kornea dengan
difusi sederhana atau transpor aktif melalui akuos humor dan difusi
dari kapiler perilimbus1,
2. Bksigen didapatkan se%ara langsung dari udara melewati tear film.
4al ini merupakan suatu proses aktif yang dilakukan oleh epitel 1,
(etabolisme
7pitel dan endotel adalah lapisan paling aktif dalam melakukan
metabolisme. &eperti jaringan lainnya, epitel dapat memetabolisme
7
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
8/28
glukosa baik se%ara aerobik maupun anaerobik menjadi karbondioksida
dan air serta asam laktat. Dengan demikian, pada saat metabolisme
anaerobik, asam laktat akan terakumulasi pada kornea1,
2.2 E*i$emi#l#gi
)elah diperkirakan sekitar 1//.122 kasus kebutaan baru terjadi di
ujarat, 3ndia. Ulkus kornea adalah penyebab kebutaan kedua tersering di dunia
setelah trakoma2. &edikitnya 20./// kasus di #merika telah terjadi ulkus kornea
dalam setahun. 3nsiden pertahun ini dihubungkan dengan keratitis infeksi oleh
karena pemakaian lensa kontak '. Ulkus kornea yang sembuh akan menimbulkan
kekeruhan kornea dan merupakan penyebab kebutaan nomor dua di 3ndonesia*.
Pre+alensi kekeruhan kornea nasional adalah 0,0 persen dengan pre+alensi
tertinggi ditemukan di 9ali 11,/8!, diikuti oleh D3 ?ogyakarta 1/,28! dan
&ulawesi &elatan ;,*8! 0.
Kejadian ulkus kornea perifer sangat jarang, namun walau demikian
rheumatoid arthitis "#! telah dilaporkan menjadi penyebab tersering PUK pada
penyakit jaringan ikat yaitu '*8 dari PUK noninfeksi dan telah dilaporkan
bahwa "# pada PUK telah menyebabkan kematian sebanyak 0/8 dalam periode
1/ tahun. Kasus mooren ulcer hanya dilaporkan sebanyak 2$ kasus pada seluruh
literatur di dunia$.
2.3 Eti#l#gi
2.'.1 3nfeksi*
a. 3nfeksi 9akteri
P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraella
merupakan penyebab paling sering. Penyebab ulkus kornea ',08
disebabkan oleh bakteri. 9erdasarkan penelitian yang dilakukan di Sur
8
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
9/28
!egional "ospital Bman! terhadap 1 pasien ulkus kornea melaporkan
bahwa 0'.*8 disebabkan oleh Pseudomonas, 2/8 oleh Staphylococci,
1.*68 oleh Streptococcus pneumonia, $.6;8 oleh #leibsella, dan '8
oleh Streptococcus.;
b. 3nfeksi amur
Disebabkan oleh Candida, $usarium, %spergilus, Cephalosporium dan
spesies mikosis fungoides. */,608 ulkus kornea disebabkan oleh jamur.
Ulkus bersifat infiltrat keabuabuan dan terdapat lesi satelit.1/
%. 3nfeksi +irus
Cirus herpes simple= %ukup sering dijumpai pada ulkus kornea. 9entuk
khasnya adalah adanya dendrit diikuti oleh +esikel+esikel ke%il di lapisan
epitel yang apabila pe%ah akan menimbulkan ulkus.
d. #%anthamoeba
3nfeksi kornea oleh %canthamoeba sering terjadi pada pengguna lensa
kontak lunak. 3nfeksi juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai lensa
kontak yang terpapar air yang ter%emar.1/
2.'.2 >on infeksi*
a. 9ahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung p4
b. "adiasi atau suhu
%. #utoimun seperti "heumatoid arthritis, sar%oidosis, egenerEs
granulomatosis dan polyarteritis nodosa. 9iasanya mengakibatkan ulkus
kornea perifer.1/
d. Defisiensi +itamin # yaitu ulkus kornea tipikal a+itaminosis #
terletak di pusat dan biasanya bilateral, bewarna kelabu dan indolen,
disertai kehilangan kilau kornea di daerah sekitarnya. Kornea akan
melunak dan nekrotik keratomala%ia! dan dapat menyebabkan
perforasi. 7pitel konjun%ti+a akan terlihat bintik bitot.12
e. Bbatobatan kortikosteroid, ido=iuridine, anestesi topikal,
immunosupresif!
f. Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma
g. Pajanan < eposure diakibatkan oleh karena kornea tidak tertutup
9
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
10/28
sempurna oleh palpebra sehingga mata kering biasanya terjadi pada
eksoftalamus, ektropion, hilangnya sebagian palpebra karena trauma,
dan 9ellEs palsy.12
h. >eurotropik.
2.'.' Keratitis allergi%1/
a. Keratitis phly%tenular akibat hipersensiti+itas tipe lambat terhadap produk
bakteri, missal basil tuberkel. )erdapat akumulasi limfosit, monosit,
makrofag, dan neutrofil. (ulamula mun%ul di limbus, selanjutnya dapat
mengenai konjun%ti+a bulbi dan kornea.
b. Keratitis atopi
%. Keratitis +ernal
2. Pat#!isi#l#gi
Kornea merupakan bagian anterior mata yang berperan dalam pembentukan
bayangan di retina, bentuknya jernih karena tidak terdapat pembuluh darah.
Perubahan baik itu bentuk maupun kejernihan kornea, dapat mengganggu
pembentukan bayangan di retina. Bleh karenanya kelainan seke%il apapun di
kornea, dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang hebat terutama bila
letaknya di daerah pupil.*
Kornea bersifat a+askuler, sehingga pertahanannya rendah saat mengalami
peradangan, tidak seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak
+askularisasi. &ebagai pertahanannya badan kornea, &andering cell dan selsel
lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag,
selanjutnya disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat di limbus dan
tampak sebagai injeksi perikornea. kemudian terjadi infiltrasi dari selsel
mononu%lear, sel plasma, leukosit polimorfonuklear P(>!, yang mengakibatkan
timbulnya infiltrat, yang tampak sebagai ber%ak berwarna kelabu, keruh dengan
batasbatas tak jelas dan permukaan tidak li%in, sehingga dapat terjadi kerusakan
epitel dan akhirnya bisa menimbulkan ulkus kornea.*
10
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
11/28
Kornea mempunyai banyak serabut saraf sehingga kebanyakan lesi pada
kornea baik superfisial maupun profunda dapat menimbulkan rasa sakit dan
fotofobia. "asa sakit juga diperberat dengan adanya gesekan palpebra terutama
palbebra superior! pada kornea. Kontraksi bersifat progresif, regresi iris, yang
meradang dapat menimbulkan fotofobia, sedangkan iritasi yang terjadi pada ujung
saraf kornea merupakan fenomena reflek yang berhubungan dengan timbulnya
dilatasi pada pembuluh iris.
Penyakit ini bersifat progresif, regresif dan bisa membentuk jaringan parut.
3nfiltrat sel leukosit dan limfosit dapat dilihat pada proses progresif. 9erdasarkan
tingkat +irulensi agen infektif, mekanisme daya tahan tubuh seseorang, dan terapi
yang diberikan, maka ulkus kornea tersebut dapat menjadi 1
a. Ulkus kornea terlokalisir dan sembuh
b. Penetrasi lebih dalam sampai dapat terjadi perforasi
%. (enyebar se%ara %epat pada seluruh kornea dalam bentuk ulkus
kornea
)iga faktor yang berperan dalam ulkus kornea1
a. Kerusakan epitel kornea
Pada umumnya ini merupakan prasyarat bagi mikroorganisme untuk bisa
menginfeksi dan menyebabkan ulkus pada kornea, diantaranya karena
#brasi kornea yang meliputi benda asing ke%il di mata, trauma karena
pemakaian lensa kontak.
7pitel kornea yang kering misalnya pada keratitis e=posure
>ekrosis epitel karena keratomala%ia
b. #danya sumber infeksi, meliputi
3nfeksi eksogen misalnya pada sa%us lakrimal da%ryosystitis!, infeksi
yang berasal dari benda asing di mata
Dari jaringan o%ular misalnya pada penyakit konjun%ti+a yang mudah
menyebar ke epitel kornea
3nfeksi endogen jarang!
%. #danya organism penyebab misalnya Staphylococcus, Pseudomonas
aeruginosa
Dalam patogenesis ulkus kornea yang terlokalisir terjadi * stadium yaitu
&tadium 3nfiltrasi Progresif
11
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
12/28
Peranan yang menonjol dalam stadium ini adalah infiltrasi dari
polimorfonuklear danekrosis
jaringan bisa terjadi tergantung +irulensi agen dan daya tahan tubuh orang
tersebut.1
&tadium Ulkus #ktif
Ulkus aktif merupakan hasil dari nekrosis dan pelepasan epithelium,
lapisan bowman, dan stroma. Dinding dari ulkus aktif membengkak pada
lamella dengan meginhibisi %airan dan sel leukosit yang terdapat diantara
lapisan bowman dan stroma. Aona infiltrasi tersebut memberikan jarak
antara tepi ulkus dengan jaringan sekitar. Pada stadium ini, sisi dan dasar
ulkus tampak infiltrasi keabuabuan dan pengelupasan. 5alu timbul
hyperemia pada pembuluh darah jaringan %ir%um%orneal yang
menimbulkan eksudat purulen pada kornea. 7ksudasi akan menuju kamera
okuli anterior melalui pembuluh darah iris dan badan silier yang akan
menimbulkan hipopion.*
#pabila agen infeksius sangat purulen disertai daya tahan tubuh orang
tersebut rendah maka penetrasinya dapat lebih dalam lagi pada stadium
ulkus aktif ini.
&tadium regresi
"egresi dipi%u oleh produksi antibody dan imunitas selular serta respon
terapi yang baik. Disekeliling ulkus terdapat garis demarkasi yang terdiri
atas leukosit dan fagosit yang menghambat perkembangan organisme dan
debris sel nekrotik. Proses tersebut didukung oleh +askularisasi superfisial
yang meningkatkan imunitas humoral dan selular. Ulkus nya mulai
membaik dan epithelium mulai tumbuh pada sekeliling ulkus.1
&tadium sikatrik
Proses penyembuhan pada stadium ini mulai berlanjut dengan membentuk
12
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
13/28
epitelisasi lapisan terluar se%ara permanen. aringan fibrous juga
membentuk fibroblast pada kornea dan sel endothelial membentuk
pembuluh darah baru. &troma akan menebal dan mengisi lapisan bawah
epithelium dan mendorong epitel ke anterior. 9ila ulkus hanya mengenai
epithelium saja, maka ulkus tersebut akan sembuh tanpa ada kekaburan
pada kornea. #pabila ulkus men%apai lapisan bowman dan sebagian
lamella stroma, maka jaringan parut akan terbentuk yang disebut dengan
nebula. #pabila ulkus mengenai lebih dari 1
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
14/28
tibatiba dari pasien misalnya batuk, bersin, mengejan, akan menyebabkan
perforasi, kehilangan aFuos humor dan tekanan intraokuler menurun, serta
lensa bergeser ke anterior.*
2." (lasi!ikasi
9erdasarkan purulen, diklasifikasikan menjadi 2 bentuk ulkus kornea, yaitu1
a. Ulkus kornea purulen atau ulkus kornea supuratif. 9iasanya terdapat pada ulkus
kornea bakterialis dan ulkus kornea fungi.
b. Ulkus kornea nonpurulen. 9iasanya terdapat pada ulkus kornea +irus, ulkus
kornea allergi%, dan ulkus Clamydial .
9erdasarkan adanya hipopion atau tidak, diklasifikasikan menjadi 2 bentuk ulkus
kornea, yaitu
a. Ulkus kornea simpel tanpa hipopion!
b. Ulkus kornea hipopion
9erdasarkan lapisan kornea yang terlepas, diklasifikasikan menjadi 2 bentuk
kornea, yaitu1
a. Sloughing corneal ulcer terjadi ketika agen infeksi sangat +irulen dan
daya tahan tubuh rendah menyebabkan lapisan kornea terlepas dan terjadi
prolap iris. 3ris menjadi meradang dan mengeluarkan eksudat. 7ksudat
akan memblok pupil dan menutupi permukaan iris sehingga terbentuk
pseudokornea. Pseudokornea tersebut tipis dan tidak dapat menahan
tekanan intraokular sehingga membentuk tonjolan dan sikatrik yang
disebut dengan stafiloma.
b. 'on-Sloughing corneal ulcer
9erdasarkan lokasi, dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea, yaitua. Ulkus kornea sentral.
(ikroorganisme tidak mudah masuk ke kornea apabila epitel dari kornea
sehat. #pabila terdapat faktor predisposisi seperti erosi pada kornea, keratitis
nerotrofik, pemekai kortikosteroid maka epitel tersebut dapat dilewati oleh
mikroorganisme.*
Ulkus kornea bakterialis
1. Ulkus &treptokokus
Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah kornea
14
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
15/28
serpinginous!. Ulkus bewarna kuning keabuabuan berbentuk %akram
dengan tepi ulkus yang menggaung.
2. Ulkus &tafilokokus
Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.
'. Ulkus Pseudomonas
Ulkus kornea pseudomonas berawal sebagai infiltrat kelabu atau
kuning di epitel kornea yang rusak. )erasa sangat nyeri dan %enderung
menyebar ke segala arah karena pengaruh dari en-im proteolitik. Ulkus
ini dapat mengenai seluruh kornea dengan %epat dan bisa
mengakibatkan perforasi kornea dan infeksi intraokuler yang hebat.
Genderung menimbulkan hipopion besar seiring berkembangnya
ulkus. 3nfiltrat dan eksudat bisa bewarna hijau kebiruan karena
Pseudomonas menghasilkan pigmen. Ulkus ini juga berhubungan
dengan pemakaian lensa kontak lunak terutama etended &ear karena
organism ini melekat pada permukaan lensa kontak lunak.12
*. Ulkus Pneumokokus
)erlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang dalam. )epi ulkus
akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga memberikan
gambaran karakteristik yang disebut ulkus serpen. Ulkus terlihat
dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuningkuningan.
Penyebaran ulkus sangat %epat dan sering terlihat ulkus yang
menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman.
e. Ulkus 'eisseria gonorrhoeae
Ulkus kornea yang terjadi karena 'eisseria gonorrhoeae dan
merupakan salah satu dari penyakit menular seksual. onore bisa
menyebabkan perforasi kornea dan kerusakan yang sangat berarti pada
struktur mata yang lebih dalam.
Ulkus kornea fungi
Pada permukaan lesi terlihat ber%ak putih dengan warna keabuabuan
15
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
16/28
yang agak kering. )epi lesi berbatas tegas irregular, feathery edge dan
terlihat penyebaran seperti bulu di bagian epitel yang baik. )erlihat suatu
daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit
satelit disekitarnya. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan
permukaan naik dan dapat terjadi neo+askularisasi akibat rangsangan
radang.1/
Ulkus kornea +irus
1. Ulkus kornea 4erpes Aoster 9iasanya diawali rasa sakit pada kulit
dengan perasaan lesu timbul 1' hari sebelum timbulnya gejala kulit.
Pada mata ditemukan +esikel kulit dan edem palpebra, konjungti+a
hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat
subepitel dan stroma. Dendrit herpes -oster berwarna abuabu kotor.
2. Ulkus kornea 4erpes &imple=. 9iasanya gejala dini dimulai
dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu
dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk
dendrit atau bintang infiltrasi. 9entuk dendrit herpes simple= ke%il,
ulseratif, jelas diwarnai dengan fluoresein.*
Ulkus kornea %canthamoeba
#wal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan kliniknya,
kemerahan dan fotofobia. )anda klinik khas adalah ulkus kornea indolen,
%in%in stroma, dan infiltrat perineural.
b. Ulkus kornea perifer
Keratitis perifer autoimun berkembang pada pasien yang dimediasi imun
sistemik dan penyakit rematik. Ulkus kornea perifer PUK! sering terjadi pada
arthritis rematoid tapi bisa terjadi pada egener granulomatosis, systemi%
lupus erythematosus, polyarteritis nodosa, dan kolitis ulseratif.
Ulkus marginal
(erupakan peradangan kornea bagian perifer berbentuk khas yang biasanya
terdapat di daerah jernih antara limbus kornea dengan tempat kelainannya.
16
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
17/28
&umbu memanjang daerah peradangan biasanya sejajar dengan limbus
kornea.6,1/
+am,ar 2.1 Ulkus (#rnea Peri!er
Ulkus (ooren
(erupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer kornea
berjalan progresif ke arah sentral tanpa adanya ke%enderungan untuk
perforasi ditandai tepi tukak bergaung dengan bagian sentral tanpa adanya
kelainan dalam waktu yang agak lama. Penyebabnya belum diketahui,
namun diduga autoimun
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
18/28
2. Mani!estasi (linis
ejala klinis pada ulkus kornea se%ara umum dapat berupa
2.6.1 #namnesis1,6
7ritema pada kelopak mata dan konjungti+aI
(ischarge biasanya tidak disertai kotoran mata ke%uali ulkus bakteri
purulen.
(erasa ada benda asing di mataI
Pandangan kabur disebabkan terganggunya pembiasan %ahaya oleh
kornea karena media refraksi terbaik berada pada kornea H*2 Dioptri!.
(ata berairI
9intik putih pada kornea, sesuai lokasi ulkusI
&ilau < fotofobia
>yeri karena kornea memiliki banyak serabut nyeri.
2.6.2 Pemeriksaan fisik 1,*
)erdapat pericorneal vascular in)ection
4ilangnya sebagian kornea dan adanya JnfiltrateI
4ipopion.
Penurunan ketajaman penglihatan
#danya inflamasi pada palpebra dan konjun%ti+a
3nfiltrasi stroma menghasilkan kekeruhan bewarna putih pada kornea
&pasme pada muskulus siliaris dan inflamasi pada iris menyebabkan
miosis pupil
Pada ulkus (ooren dijumpai tandatanda
Ulkus superfisial yang dimulai pada tepi kornea berupa ber%ak infiltrat
bewarna abuabu.
Ulkus menggaung di bagian epitel dan lamellar stroma superfisial.
Dasar ulkus mengalami +askularisasi.
Ulkus jarang menimbulkan perforasi dan tidak melibatkan sklera.
9ersifat kronik progresif
2. Diagn#sis
Diagnosis ulkus kornea perifer dapat ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan berbagai
kemungkinan ulkus kornea yang lain.
2.6.1 #namnesis6,$,12,1'
a. (ata terasa sangat sakit
b. (ata merah dan berair
%. @otofobia
d. Pandangan kabur
e. 9isa menyebabkan kebutaan
18
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
19/28
f. "iwayat trauma pada mata atau riwayat kemasukan benda asing ke
mata kelilipan!
g. "iwayat pemakaian lensa kontak berkepanjangan sepanjang malam
h. "iwayat penyakit mata sebelumnya, seperti mata berair, keluar %airan
dari mata
i. "iwayat penyakit herpes-oster sebelumnya, terutama lesi yang
terdapat di sekitar mata
j. "iwayat penggunaan kortikosteroid untuk mata dalam jangka panjang
k. "iwayat penyakit autoimun seperti arthritis rematoid, lupus
eritematosus sistemik, %olitis ulseratif, skleroderma, penyakit Grohn,
granulomatosis egener serta gejalagejala dari penyakit autoimun
yang dapat dikeluhkan dari berbagai sistem organ di tubuh, seperti
a Umum gejala konstitusional, antara lain demam, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, letih dan lesu
b Kulit ruam, nodul, +esikel, ulkus, perubahan pada kuku
% "espirasi batuk, mengi, pneumonia, kesulitan bernafas
d antung nyeri dada, dispnea
e astrointestinal nyeri abdomen, mual, muntah, diare
f (uskuloskeletal nyeri otot dan sendi, arthritis, nyeri punggung,
keterbatasan dalam bergerak
g >eurologis sakit kepala, kejang, paralisis, kebas
2.6.2 Pemeriksaan Bftalmologi
Untuk menegakkan diagnosis ulkus kornea serta menentukan lokasi ulkus
kornea apakah di sentral atau perifer, maka diperlukan pemeriksaan oftalmologi.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah antara lain
a. Pemeriksaan eksternal. Dapat dilakukan pemeriksaan luar pada adneksa okuler
untuk melihat adanya lesi kulit, tandatanda inflamasi seperti edema, eritem
dan panas. &elain itu juga dinilai posisi kelopak mata, siliar dan supersiliar.
b. Ketajaman penglihatan, pada ulkus kornea terjadi gangguan media refraksi
ditandai dengan penurunan ketajaman penglihatan.
%. )es refraksi
d. )es air mata. &alah satu %ara menge+aluasi produksi air mata yaitu basic
secretion test, dengan meletakkan strip thin filterpaper lebar 0 mm, panjang
19
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
20/28
'/ mm! jika kurang dari ' mm kertas yang basah setelah 0 menit, dengan
anestesi, tergolong %*ueous +ear (eficiency #)D!.
e. Pemeriksaan slitlamp. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa ulkus
kornea dengan memperhatikan pantulan %ahaya yang bergerak ke arah kornea.
ika terdapat kerusakan pada epitel, maka akan terlihat daerah yang kasar.
f. Keratometri. Keratometri merupakan pemeriksaan mata yang bertujuan untuk
mengukur radius kelengkungan kornea dan kekuatan sentral kornea. )erdapat
* titik pada daerah dari 2. *./ mm. Perkiraan kekuatan sentral kornea
berguna untuk perhitungan tekanan intraocular lens.
g. "efleks pupil. Pada ulkus kornea, bisa terjadi iritis yang ditandai dengan
miosis pada pupil dan fotofobia.
h. )es fluoresensi. Garanya adalah dengan meneteskan fluoresensi topikal yang
bersifat nontoksik, &ater-soluble hydroycanthene yang pewarnaannya akan
terdeteksi %epat dengan filter cobalt-blue. @luoresensi yang terkumpul pada
defek epitel akan berdifusi kedalam stroma kornea dan menyebabkan
pewarnaan hijau pada kamera okuli anterior.
2.6.' Pemeriksaan 5aboratorium
a. Untuk pemeriksaan rutin pada ulkus kornea dilakukan pemeriksaan agar
darah, Sabourauds detrose agar tanpa cycloheamide untuk fungi,
trigikolat untuk bakter aerobik atau anaerobik, dan agar %oklat untuk
melihat "aemophilus sp, dan 'eisseria gonorrhoeae.
b. oresan ulkus untuk yang disebabkan jamur, dilakukan pemeriksaan
kerokan kornea dengan spatula kimura dari dasar dan tepi ulkus dengan
biomikroskop dilakukan pewarnaan KB4.
%. 9iopsi jaringan kornea dan diwarnai dengan periodik a%id &%hiff untuk
melihat a%anthamoeba.
2.4 Diagn#sis Ban$ing
20
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
21/28
Diagnosis banding dari u+eitis bilateral dapat berupa keratitis ulseratif perifer.
Keratitis ulseratif perifer dapat berasal dari kelainan di mata bisa disebabkan
oleh mikroorganisme, ulkus (ooren, trauma
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
22/28
a ika ditemukan hasil kerokan kornea didapatkan ram positif atau ram
negatif, maka diberikan antibiotika tetes mata golongan aminoglikosida
gentamisin, dibekasin, tobramisin! dengan konsentrasi yang ditingkatkan
fortified! tiap jam atau golongsn Fuinolone siprofloksasin, ofloksasin,
le+ofloksasin! tiap 0 menit pada 1 jam pertama dan dilanjutkan tiap jam. 5alu
di follo& up tiap hari hingga didapatkan adanya kemajuan pengobatan, lalu
frekuensi pemberian dapat dikurangi hingga 2 minggu.
b ika ditemukan hasil kerokan kornea didapatkan hifa jamur, maka diberikan
tetes mata >atamisin 08 tiap jam dan salep mata >atamisin 08 tiga kali
sehari atau berikan tetes mata amfoterisin 9 /,108 tiap jam. 5alu di follo& up
tiap hari hingga didapatkan adanya kemajuan pengobatan, lalu frekuensi
pemberian dapat dikurangi hingga '0 minggu.
% )erapi tambahan yang dapat diberikan adalah tetes mata siklopegik dan
antiglaukoma apabila didapatkan peningkatan )3B, analgetik apabila ada
keluhan nyeri.
d 5akukan pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam setelah makan sebagai salah
satu faktor resiko ulkus kornea.
e )indakan bedah
Keratektomi superfisial tanpa membuat perlukaan pada membrane
9owman, dengan indikasi keratitis +irus epithelial dan erosi kornea
rekuren
Keratektomi superfisial hingga membrane 9owman atau stroma anterior,
dengan indikasi penegakan diagnosis dan menghilangkan materi infeksi,
terutama jamur
)arsorafi lateral atau medial dengan indikasi keratitis terpapar atau
neuroparalitik
22
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
23/28
+issue adhesive atau graft amnion multilayer dengan indikasi ulkus kornea
dengan tissue loss berukuran ke%il atau perforasi kornea perifer berukuran
ke%il @lap konjungti+a atau Patch graft dengan flap konjungti+a, dengan
indikasi ke%enderungan perforasi dan perforasi kornea perifer
Keratoplasti tembus, indikasi mempertahankan integritas bola mata dan
mengganti jaringan kornea yang terinfeksi dengan donor kornea
$ascia lata graft , indikasi mempertahankan integritas bola mata dimana
sulit untuk mendapatkan donor kornea.
2.5.1 Tatalaksana *a$a Ulkus Marginal
Keratiris marginal biasanya selflimited, bertahan selama $1/ hari, namun
keratiitis yang berkaitan dengan blefarokonjungti+itis stafilokokal biasanya
berulang. )atalaksana untuk blefaritis dapat diberikan s%rubs sampo atau
antibiotik!. Kortikosteroid topikal juga diperlukan untuk kasuskasus berat.
Kortikosteroid mempersingkat perjalanan penyakit dan mengurangi gejala,
namun tatalaksana terhadap blefarokonjungti+itis yang mendasarinya diperlukan.
2.5.2 Tatalaksana *a$a (eratitis Ulserati! Peri!er $engan (elainan
'istemik
)ujuan terapi pada PUK adalah untuk memberikan tatalaksana suportif
yang bersifat lokal sehingga dapat menurunkan proses melting . 4al ini dapat
di%apai melalui beberapa maneu+er yang bertujuan untuk meningkatkan
kebasahan, menunjang reepitalisasi dan menekan inflamasi yang dimediasi
kelainan sistemik. Melting akan berhenti atau melambat progresi+itasnya jika
epitel diobati dengan berbagai lubrikan, patch atau bandage soft contact lens.
)erdapat beberapa %ontoh inhibitor kolagenase topi%al antara lain natrium sitrat
1/8, mu%omyst 2/8, medroksiprogesteron 18 atau tetrasiklin dan inhibitor
kolagenase sistemik antara lain tetrasiklin seperti doksisiklin!.
23
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
24/28
Kortikosteroid topikal juga dapat menghambat fungsi kolagenase.
alaupun kortikosteroid menekan inflamasi kornea ketika ditemukan infiltrasi
leukosit di kornea, kortikosteroid juga dapat memperlambat proses reepitelisasi,
beresiko superinfeksi bahkan memperhebat proses melting melalui penekanan
proses produksi kolagen. Kortikosteroid tidak diberikan pad kondisi kornea sudah
sangat tipis. 7ksisi atau resesi konjungti+a limbal juga dapat dilakukan. 7ksisi ata
resesi konjungti+a akan diikuti dengan proses penyembuhan ulkus, dikarenakan
prosedur ini menyingkirikan sumber sel inflamasi dan en-im kolagenolitik.
)atalaksana sistemik juga diperlukan untuk men%apai kesembuhan, antara
lain obatobatan imunosupresif menggunakan agen sitotoksik seperti
siklofosfamid dan agen imunomodulator seperti metrotreksat atau siklosporin.
Kasus yang berat dan progresi+itas melting yang %epat membutuhkan tatalaksana
intra+en dengan siklofosfamid dosis tinggi dengan atau tanpa kortikosteroid.
2.5.3 Tatalaksana *a$a Ulkus M##ren
9anyaknya strategi tatalaksana yang dilakukan pada ulkus (ooren menunjukkan
bahwa belum ada tatalaksana yang efektif. )atalaksana yang biasa diberikan
adalah kortikosteroid topi%al, kontak lens, asetilistein (u%omyst 1/8! dan 5
sistein /,2 molar!, sikiosporin topikal, eksisi konjungti+a limbal dan keratoplasti
lamelar. #lternatif yang dilaporkan berhasil adalah 3@>α dan siklosporin 28
topikal seperti infli=imab.
2.16 (#m*likasi
Komplikasi yang paling sering timbul berupa1
1. 3ridosiklitis bera%un.
4al ini biasanya berhubungan dengan kasus ulkus kornea purulen karena
penyerapan ra%un di ruang anterior.
2. laukoma sekunder.
24
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
25/28
4al ini terjadi karena fibrinous eksudat memblokir sudut bilik mata depan
laukoma inflamasi!
'. Des%ematokel.
9eberapa ulkus disebabkan oleh +irulen organisme memperpanjang %epat
sampai membran Des%emet ini, yang memberikan resistensi yang besar,
namun karena efeknya tekanan intraokular itu herniates sebagai transparan
+esikel disebut des%emeto%ele atau kerato%ele 3ni adalah tanda perforasi yang
akan datang dan biasanya berhubungan dengan nyeri yang parah.
*. Perforasi ulkus kornea.
regangan mendadak karena batuk, bersin atau spasme otot orbikularis
mengkon+ersi perforasi yang akan datang ke perforasi yang sebenarnya.
#ir! yang keluar dari mata.
0. aringan parut kornea.
3ni adalah hasil akhir ulkus kornea. jaringan parut kornea menyebabkan
tunanetra permanen mulai dari sedikit kabur ke kebutaan total.
2.11 Pr#gn#sis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan %epat
lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya dan ada
tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat a+askular. &emakin
tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya
komplikasi, maka prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang
lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila
tidak ada ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka
dapat menimbulkan resistensi. Ulkus kornea harus membaik setiap harinya dan
harus disembuhkan dengan pemberian terapi yang tepat. Ulkus kornea dapat
sembuh dengan dua metodeI migrasi sekeliling sel epitel yang dilanjutkan dengan
25
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
26/28
mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari konjungti+a. Ulkus superfisial
yang ke%il dapat sembuh dengan %epat melalui metode yang pertama, tetapi pada
ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah agar leukosit dan fibroblast dapat
membentuk jaringan granulasi dan kemudian sikatrik.12
BAB %%%
(E'%MPULAN
1. Ulkus Kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya infiltrat supuratif
disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
terjadi dari epitel sampai stroma.
2. Ulkus kornea adalah suatu kondisi yang berpotensi menyebabkan
kebutaan yang membutuhkan penatalaksanaan se%ara langsung.
'. 5akilaki lebih banyak menderita ulkus kornea, yaitu sebanyak $18
*. Ulkus Kornea bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur ,+irus dan
#%anthamoeba!, noninfeksi I seperti bahan kimia bersifat asam atau
basa tergantung P4, radiasi atau suhu, &indrom &jorgen, defisiensi +itamin,
obatobatan, pajanan eposure!, neurotropik dan juga bisa disebabkan oleh
pengaruh sistem imun reaksi hipersensiti+itas!.
0. Pengobatan pada ulkus kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes
mata yang mengandung antibiotik, anti +irus, anti jamur, sikloplegik
dan mengurangi reaksi peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila
mengan%am perforasi, pasien tidak dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat
reaksi obat dan perlunya obat sistemik.
6. Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan %epat
lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan
ada tidaknya komplikasi yang timbul.
26
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
27/28
DA)TAR PU'TA(A
1. Khurana AK. Comprehensive ophthalmolog !ourth e"ition.
#n"ia$ %e& Age #nternational 'imite" (u)lisher* 2007
2. Katara +,- (atel %- ,inha /. A Clinial /iro)iologial
,tu" o! Corneal ler (atients at estern uarat #n"ian
. ,atamev opital$ #n"ia* 2013. Availa)le $
http$ata.tums.a.ir
3. /ills . Corneal uleration an" ulerative eratitis in
emergen me"iine. epartment o! :mergen /e"iine-
niversit o! Cali!ornia* 2015. Availa)le $
http$eme"iine.me"sape.omartile798100;overvie&
4.
-
8/18/2019 MTE ULKUS KORNEA
28/28
9. Keshau- Daheria- #"eulla- hat- oseph. 2008.
:pi"emiologial Charateristis o! Corneal lers in ,outh
,harEia +egion. Fman /e"ial ournal 2008. @ol 23.#ssue
1- anuar 2008
10. A!shari- %atalie- 31?
12. :va (+- hither (. @aughan H As)urIs eneral
Fphthalmolog$ Cornea. 'on"on$ /ra&;ill :"u* 2007
>18?
13. ames - ron A. Fphtalmolog 'eture %otes.
F!or"$ la&ell (u)lishing* 2011 >11?
14.(erhimpunan oter ,pesislis /ata #n"onesia- lus Kornea
"alam $ #lmu (enait /ata ntu oter mum "an
/ahasis&a Ke"oteran- e"isi e 2-(ener)it ,agung ,eto-
aarta- 2002